Review Yamaha R25 (part 2), Awesome Enggine, Best Handling!
Setelah sedikit kecewa dengan penampakannya yang tidak sesuai ekspektasi, padahal sudah digadang-gadang sebagai baby M1 (link), Madev pun akhirnya mencoba untuk menaiki sang kuda besi terbaru dari Yamaha ini, waktu naik, terasa memang kaki madev menapak sempurna (tinggi madev 174) bagi friends yang mungkin tingginya dibawah 170, akan terasa jinjit hehehe.Madev pun menyalakan mesin, dan menstarter, mencoba menaikkan RPM, suara nie motor memang beda, lebih merdu, walau menggunakan knalpot standart, oke langsung saja Madev tancap gas, melewati kemacetan Surabaya, mencoba berakselerasi dari gigi 1 sampai 4, terasa mesin Yamaha R25 secara “Filling” lebih unggul dari duo kompetitornya, akselerasinya terasa menghentak, bahkan madev gak merasa kalo sedang mengendarai SPort 250 cc dua silinder, terasa ringan mirip impresi Ninja Mono (link), posisi berkendarapun, tidak terlalu membungkuk, rasanya bisa lebih nyaman untuk perjalanan jauh.
Madev pun menemukan adanya U turn yang cukup asyik buat main rebah-rabahan, nyoba buat rabah, nie motor nyaman banget buat diajak rebah, best Handling menurut madev dari Sport 250 yang madev pernah coba, walau tidak mengaplikasikan Deltabox, impresinya tetap nyaman buat selap-selip, diantara kemacetan, apalagi dengan body yang cukup ramping, sayang madev tidak bisa mengekplore nie motor di RPM tinggi karena keterbatasan jalan.
Sedikit catatan dibagian kaki terasa panas, karena enggine, apa karena nie motor test ride disiksa mulu gak diservice-service ya hehehe..
Yamaha tampaknya memang lebih menonjolkan dari sisi feeling berkendara, jika dikendarai Yamaha R25 memang sangat nyaman dan sangat unggul, sayang seperti yang madev telah tulis di artikel sebelumnya, MotorSport gak cuma rasanya dikendarai, tapi bentuknya juga, kekurangan R25 pada Desainnya dan fitur yang standart banget, bahkan Key Shutter magnetic saja gak ada, sesuatu yang sangat aneh untuk motor dengan bandrol diatas 50 juta, masukan juga untuk fitur ABS harusnya bisa dimasukkan juga, sebagai diferensiasi, kedua kompetitor saja ada, berarti memang keinginan pasar juga ada.
Monggo komentarnya friends.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar